Zaman dahulu, pembuatan mesin kendaraan menggunakan alat machining dengan tingkat presisi yang rendah. Oleh karena itu dibutuhkan masa break in (inreyen) dimana mesin baru agar sempurna kinerjanya.
Tetapi kini, alat machining untuk membuat parts sebuah kendaraan sudah menggunakan CNC (Computer Numerical Control) yang memiliki tingkat ketelitian cukup tinggi. Sumber dari https://id.wikipedia.org/wiki/CNC
Oleh karena itu, kendaraan saat ini diciptakan untuk low maintenance agar lebih efisien dalam melakukan perawatan. AKAN TETAPI TIDAK dengan penggunaan OLI.
Beberapa merk saat ini menggunakan pola servis berkala selama 10.000 KM atau 6 bulan (mana yang tercapai lebih dulu). Secara biaya memang cukup low maintenance dibandingkan dengan mobil bekas yang sudah berumur 5 tahun lebih.
Terjadi sudah beberapa kasus adalah oli menjadi lumpur (sludge oli) akibat panas berlebih atau kualitas oli yang sudah jauh menurun. Efeknya adalah pelumasan di mesin jadi buruk dan membuat sumbatan pada jalur oli.
Musibah ini terjadi pada kendaraan Mitsubishi Outlander PX tahun 2014 dengan odometer menunjukkan 40.412 KM.
Dari gambar diatas sudah jelas bahwa oli sudah berubah menjadi lumpur ( oil sludge ) yang menyebabkan semua part internal mesin tidak mendapatkan pelumasan yang baik karena jalur oli tersumbat.
Ada 3 faktor yang membentuk lumpur oli (sludge oil):
1. Pergantian oli yang sangat terlambat
2. Permasalahan mekanik
3. Kurangnya perawatan mesin.
sumber dari https://www.saft7.com/ampun-deeeh-oli-mesin-koq-jadi-bubur-sludge-oil/
Selain 3 faktor diatas, ada lagi yang membuat oli menjadi lumpur, diantaranya :
- Kerusakan PCV Valve ( Positive Crankcase Ventilation ). Dengan PCV yang rusak, maka udara sisa pembakaran di ruang bakar yang melalui celah Ring Piston, akan tercampur dengan dengan oli yang berada di oil pan ( Bak oli ). Ini yang menyebabkan oli jadi cepat rusak. Banyak yang menyebut ini RACUN OLI.
- Base oil (bahan dasar oli) yang jelek. Pada umumnya, yang dapat membentuk lumpur oli (sludge oil) adalah oli yang terbuat dari bahan dasar mineral minyak bumi. Atau yang biasa disebut dengan Semi Shyntetic atau Shyntetic blend. Nanti akan kita tulis di posting berbeda tentang jenis-jenis oli beserta bahan dasarnya.
Berkaitan dengan kasus diatas, dugaan kami sementara adalah karena penggunaan oli yang kurang bagus.
Coba bayangkan, harga oli di Bengkel Resmi hanya sekitar Rp 65.000,- plus PPN 10% per liter dapat ditempuh dengan 10.000 KM. Sementara, harga oli Fully Synthetic di pasaran paling murah adalah sekitar Rp 125.000. Bukan tanpa alasan, karena untuk menciptakan sebuah oli yang bagus, pasti membutuhkan proses panjang dan mahal.
Akhirnya mobil tersebut kami lakukan overhaul dan dilakukan pembersihan, pengecekan, dan pengukuran secara seksama. Beginilah hasil akhir pekerjaan bengkel kami.
Saran terbaik dari kami adalah lakukan perawatan berkala secara rutin dan bijaklah dalam menggunakan kendaraan.
Safety driving, smooth running, and well maintenance….!!!